PEMBELAJARAN
BERBASIS BIMBINGAN
A.
Konsep
Dasar Pembelajaran Berbasis Bimbingan
1.
Konsep
Bimbingan
Natawidjaja
(Arif, 2012) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
Menurut Abu
Ahmadi (Aulia, 2015) bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu
agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
2.
Konsep
Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Mariyana (2008, hlm. 2) bahwa
pembelajaran berbasis bimbingan merupakan sebuah model pembelajaran yang
dirancang berdasarkan pemahaman terhadap bimbingan, dengan memperhatikan
pemahaman terhadap anak dan cara belajarnya. Budiman (Najjah, 2015),
pembelajaran berbasis bimbingan seharusnya berlandaskan pada prinsip-prinsip
bimbingan yaitu:
a. Didasarkan
pada Needs assessment (sesuai dengan
kebutuhan)
b. Dikembangkan
dalam suasana membantu (helping
relationship)
c. Bersifat
memfasilitasi
d. Berorientasi
pada: (1) learning to be (belajar
menjadi); (2) learning to learn
(belajar untuk belajar); (3) learning to
work (belajar untuk bekerja dan berkarir); (4) learning to live together (belajar untuk hidup bersama).
e. Tujuan
utama perkembangan potensi secara optimal.
Menurut
Kartadinata dan Dantes (dalam Mariyana, 2008, hlm. 2) pembelajaran berbasis
bimbingan memiliki ciri-ciri berikut:
a. Diperuntukkan
bagi semua siswa.
b. Memperlakukan
siswa sebagai individu yang unik dan sedang berkembang.
c. Mengakui
siswa sebagai individu yang bermartabat dan berkemampuan.
d. Terarah
ke pengembangan segenap aspek perkembangan anak secara menyeluruh dan optimal.
e. Disertai
dengan berbagai sikap guru yang positif.
B.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Bimbingan, yaitu :
1.
Proses membantu
individu
2.
Bertitik tolak pada
individu yang dibimbing
3.
Didasarkan pada
pemahaman atas keragaman individu yang dibimbing
4.
Pada batas tertentu
perlu ada referal
5.
Dimulai dengan
identifikasiatas kebutuhan individu
6.
Diselenggarakan secara
luwes dan fleksibel
7.
Sejalan dengan visi dan
misi lembaga
8.
Dikelola dengan orang
yang memiliki keahlian di bidang bimbingan
9.
Ada sistem evaluasi
yang digunakan
Pembelajaran yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip bimbingan menurut Budiman (2008) adalah didasarkan pada Needs Assesment, dikembangkan
dalam suasana membantu (helping
relationship), empati, keterbukaan, kehangatan psikologis, realistis, bersifat
memfasilitasi, berorientasi pada : (a) learning to be (belajar untuk menjadi), (b) learning
to learn (belajar
untuk belajar),
(c) learning to work (belajar untuk bekerja dan berkarier), (d) learning
to live together (belajar untuk hidup bersama), tujuan utama
perkembangan potensi secara optimal.
C.
Model-model
Pembelajaran yang Berorientasi pada Pengembangan Individu
Joyce dan Weil
(dalam Rusman, tt, hlm.6) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
1.
Model
Pemrosesan Informasi
Model
pembelajaran ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi
pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya
Menurut Rusman
(tt, hlm.12) ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan guru di kelas yang
kaitannya dengan model pembelajaran pemrosesan informasi, yaitu:
a) Melakukan
tindakan untuk menarik perhatian siswa.
b) Memberikan
informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
c) Merangsang
siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran,
d) Menyampaikan
isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
e) Memberikan
bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
f) Memberikan
penguatan pada perilaku pembelajaran.
g) Memberikan
feedback terhadap perilaku yang
ditunjukkan siswa.
h) Melaksanakan
penilaian proses dan hasil.
i) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
2.
Model
Personal
Model pembelajaran personal adalah model
pembelajaran yang bertitik tolak pada teori Humanistik, yaitu berorientasi
terhadap pengembangan individu.
Model pembelajaran personal ini meliputi
strategi pembelajaran sebagai berikut:
a)
Pembelajaran
Non-Direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi
(kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri).
b)
Latihan
kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian
siswa.
c)
Sinektik,
untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif.
d)
Sistem
konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
3. Model
Interaksi Sosial
Model
pembelajaran interaksi sosial ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Model ini menitikberatkan hubungan yang harmonis
antara individu dengan masyarakat (learning
to life together). Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran
yaitu kerja kelompok, pertemuan kelas,
pemecahan masalah sosial atau inquiry
social, model
laboratorium, bermain peranan dan simulasi solusi.
4. Model Modifikasi Tingkah Laku
Model
pembelajaran modifikasi tingkah laku bertitik tolak dari teori belajar
behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk
mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memanipulasi penguatan (reinforcement).
5. Model
Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya
Model
pembelajaran terpadu berbasis budaya yang dikembangkan untuk meningkatkan apresiasi
siswa terhadap budaya lokal dan dikembangkan berdasarkan pengalaman awal budaya
siswa.
6. Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Langkah-langkah pembelajaran Cooperative Learning
menurut Arends (dalam Fatirul, 2008, hlm. 20) adalah:
a)
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
b)
Menyajikan
informasi
c)
Mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
d)
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
e)
Evaluasi
f)
Memberikan
penghargaan
7.
Model
pembelajaran kontekstual
Menurut Nurhadi
(dalam Riadi, 2013) pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar
dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
8.
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Menurut Glazer
(dalam Nurfianti, 2011) mengemukakan Problem
Based Learning merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara
aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Tahap-tahap
pembelajaran Problem Based Learning
menurut Trianto (dalam Nurfianti, 2011) yaitu
orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa, membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok, mengembangkan
dan menyajikan hasil dan menganalisis
dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar