STRATEGI PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
(Resume Kelompok 6)
A. Masalah-masalah Siswa
di Sekolah
Tohirin (2007: 111)
mengungkapkan bahwa siswa di sekolah
akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan perkembangan
individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, penyesuaian diri
dan kelainan tingkah laku, masalah belajar. Selain itu, M. Hamdan Bakran Adz-Dzaky
(2004) mengklasifikasikan masalah individu termasuk siswa yaitu (1) masalah
atau kasus yang berhubungan problematika individu dengan Tuhannya, (2) masalah individu dengan
dirinya sendiri, (3) individu dengan lingkungan keluarga, (4) individu dengan
lingkungan kerja, dan
(5) individu dengan lingkungan sosialnya. Beberapa
contoh masalah-masalah di sekolah yang dikemukakan dalam Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (halaman 58) yaitu prestasi belajar
rendah,
kurang
berminat pada bidang studi tertentu,
bentrok dengan guru, melanggar tata
tertib, membolos,
terlambat masuk sekolah, pendiam, kesulitan alat
pelajaran, bertengkar atau berkelahi, sukar menyesuaikan diri.
B. Pendekatan-pendekatan
Umum dalam Bimbingan dan Konseling
1.
Pendekatan Krisis
Pendekatan
krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami
krisis atau masalah. Bimbingan bertujuan untuk mengatasi krisis atau
masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis ini, guru BK
menunggu siswa yang datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan
masalah yang dirasakan siswa.
2.
Pendekatan Remedial
Pendekatan
remedial adalah upaya bimbinngan yang diarahkan kepada individu yang mengalami
kesulitan. Tujuan bimbingan adalah untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami individu. Dalam pendekatan ini guru BK memfokuskan pada
kelemahan-kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
3.
Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif
adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu
dan mencoba jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu. Guru BK
berupaya untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah masalah
tersebut pada individu.
4.
Pendekatan Perkembangan
Bimbingan dan
konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan konseling
perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif , pengembangan, dan outreach.
C. Strategi Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling
1.
Konseling Individual
Konseling individual
adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara
antara guru BK dan siswa. Konseling bertujuan membantu siswa
untuk mengadakan interpretsai fakta-fakta, mendalami arti nilai hidup pribadi
baik sekarang maupun mendatang. Konseling menjadi strategi utama dalam proses
bimbingan dan merupakan teknik standar serta merupakan tugas pokok seorang guru
BK.
Ada tiga tahapan dalam
konseling individual yaitu tahap awal konseling, tahap pertengahan konseling,
tahap akhir konseling. Tahap awal terdiri dari (a) membangun hubungan konseling
dengan melibatkan siswa yang mengalami masalah, (b) memperjelas dan mendefinisikan masalah, (c) membuat
penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah, dan (d) menegosiasikan
kontrak. Tahap
pertengahan bertujuan untuk (a) menjelajahi dan
mengeksplorasi masalah serta kepedulian siswa dan lingkungannya dalam mengatasi
masalah tersebut, (b) menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara, dan (c) proses
konseling agar berjalan sesuai kontrak. Tujuan tahap akhir ini adalah
memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak bermasalah. Adapun tujuan
lainnya dari tahap ini adalah Terjadinya transfer of learning pada diri siswa; Melaksanakan perubahan
perilaku siswa agar mampu mengatasi masalahnya; dan Mengakhiri hubungan
konseling.
2.
Konsultasi
Brown dan
teman-temannya (Nurihsan, 2007: 16) telah menegaskan bahwa konsultasi itu bukan
konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang
langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langung melayani siswa
melalui bantuan yang diberikan orang lain.
Menurut Nurihsan
(2007) ada delapan tujuan konsultasi, yaitu:
a.
Mengembangkan dan
menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan
administrator sekolah;
b.
Menyempurnakan
komunikasi dengan mengembangkan informasi diantara orang yang penting;
c.
Mengajak bersama
pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar;
d.
Memperluas layanan
dari para ahli;
e.
Memperluas layanan
pendidikan dari guru dan administrator;
f.
Membantu orang lain
bagaimana belajar tentang perilaku;
g.
Menciptakan suatu
lingkungan yang berisi semua komponen lingukngan belajar yang baik;
h.
Menggerakkan
organisasi yang mandiri;
Sedangkan,
langkah proses konsultasi menurut Nurihsan (2007) yaitu:
a.
Menumbuhkan hubungan
berdasarkan komunikasi dan perhatian
pada siswa;
b.
Menentukan diagnosis
atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan;
c.
Mengembangkan motivasi
untuk melaksanakan kegiatan;
d.
Melakukan pemecahan
masalah;
e.
Melakukan alternatif
lain apabila masalah belum terpecahkan.
3.
Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan
untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Isi
kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak
disajikan dalam bentuk pelajaran.
Langkah
awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan
mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakn kegiatan kelompok. Langkah awal
ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi
para siswa, pengertian, tujuan, dan kegunaan bimbingan kelompok.
Perencanaan kegiatan bimbingan
kelompok meliputi penetapan materi layanan,
tujuan
yang ingin dicapai, sasaran
kegiatan, bahan
atau sumebr bahan untuk bimbingan kelompok,
rencana
penilaian, serta waktu
dan tempat.
Pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan
menyeluruh yang meliputi :
a.
Persiapan fisik
b.
Pelaksanaan
tahap-tahap kegiatan. Tahap pertama
yaitu pembentukan, temanya pengenalan,
pelibatan dan pemasukan diri. Tahap kedua yaitu peralihan, dan tahap ketiga yaitu kegiatan.
Evaluasi
kegiatan dapat dilakukan melalui :
a.
Mengamati partisipasi
dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung;
b.
Mengungkapkan
pemahaman peserta atas materi yang dibahas;
c.
Mengungkapkan kegunaan
bimbingan kelompok bagi mereka dan perolehan mereka sebagai hasil dari
keikutsertaan mereka;
d.
Mengungkapkan minat
dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan; dan
e.
Mengungkapkan
kelancaran proses dab suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok.
Analisis dan tindak
lanjut perlu dikaji apakah hasil-hasil pembahasan dan atau pemecahan masalah
yang sudah dilakukan sedalam atau setuntas mungkin, atau sebenarnya masih ada
aspek-aspek penting yang belum dijangkau dalam pembahasan.
4.
Konseling kelompok
Konseling kelompok
adalah suatu upaya bantuan kepada siswa dalam suasana kelompok yang bersifat
pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam
rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Tahapannya sama dengan bimbingan kelompok.
5. Pengajaran
remedial
Adapun prosedur remedial tersebut, menurut Nurihsan (2007) dapat
digambarkan sebagai berikut:
a.
Diagnostik kesulitan
belajar-mengajar.
b.
Rekomendasi/referral.
c.
Penelaahan kembali
kasus.
d.
Pilihan alternatif
tindakan.
e.
Layanan konseling.
f.
Pelaksanaan pengajaran
remedial.
g.
Pengukuran kembali
hasil belajar-mengajar.
h.
Reevalusai/rediagnostik.
i.
Tugas tambahan.
j.
Hasil yang diharapkan.
6.
Bimbingan Klasikal
Bimbingan
klasikal termasuk ke dalam strategi untuk layanan dasar bimbingan. Layanan
dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Secara terjadwal, guru BK memberikan
layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui
pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar